BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara berkembang yang turut
bersaing dalam dunia
industri secara global. Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di
Indonesia adalah masalah kehilangan gigi akibat
karies gigi. Penyakit karies gigi banyak dialami oleh 90% masyarakat
Indonesia, hal ini terkait dengan masalah pemeliharaan kebersihan mulut.
Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri diantaranya streptococcus mutans sebagai penyebab utama penyakit karies gigi.( Notohartojo,dkk,2011)
Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri diantaranya streptococcus mutans sebagai penyebab utama penyakit karies gigi.( Notohartojo,dkk,2011)
Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada
anak-anak yaitu karies gigi. Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan
mulut yang buruk, plak yang mengandung berbagai macam bakteri sebagai penyebab
utama dalam proses demineralisasi email dan dentin. Dampak
yang paling umum terjadi bila anak mengalami karies gigi yaitu berkurangnya
kehadiran anak di sekolah serta dapat mengganggu konsentrasi belajar, selain
itu juga nafsu makan menjadi berkurang sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan yang nantinya akan mempengaruhi status gizi anak yang berimplikasi
pada kualitas sumber daya.
Peningkatan kasus
karies terjadi
pada anak usia 12 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun
2007 melaporkan prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1% dan skor DMF-T
mencapai 4,8. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%. Menurut data
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
tahun
2009, sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita karies gigi 2,3.
(Wala,dkk,2014)
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks terdiri
atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa
oral. Sebagian besar saliva ini dihasilkan pada saat makan, sebagai reaksi atas
rangsang yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. Pada individu yang
sehat, gigi geligi secara terus-menerus terendam dalam saliva (resting saliva) yang akan membantu
melindungi gigi, lidah dan membran mukosa mulut .
Saliva mempengaruhi proses terjadinya karies karena
memepngaruhi proses terjadinya karies karena saliva selalu membasahi gigi
geligi sehingga mempengaruhi lingkungan di dalam rongga mulut. Pada pH 7, tidak
ada keasaman atau kebasaan larutan, dan ini disebut netral. Gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Karena
kerentanan gigi terhadap karies gigi banyak bergantung kepada lingkungannya,
maka peran saliva sangat besar sekali. Selain mempengaruhi komposisi
mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH nya karena itu, jika
aliran saliva berkurang atau menghilang maka karies mungkin akan tidak
terkendali. (Kidd,2012).
SDN 13 Palembang merupakan sekolah dasar negeri yang belum adanya
pemeriksaan kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi UKGS di sekolah
tersebut menyebabkan tingkat pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan
mulut masih rendah, sehingga kurangnya kesadaran dalam memelihara kesehatan
gigi dan mulut, hal ini dapat mempengaruhi angka karies di sekolah tersebut.
Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk membuat penelitian di SDN 13 Palembang dengan judul “Gambaran
Karies Gigi Dilihat dari
pH Saliva pada Anak di SDN 13
Palembang ”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
Gambaran Karies Gigi di lihat
dari Pola Makan dan pH Saliva pada Anak di
SDN 13 Palembang
?
C.
Pertanyaan Penelitian
1. Berapakah
rata-rata DMF-T dan def-t pada anak kelas 3-5 di SDN 13 Palembang ?
2. Berapakah
rata-rata derajat keasamaan saliva pada
anak kelas 3-5 di
SDN 13 Palembang ?
D. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui Karies Gigi di Lihat dari pH Saliva pada Anak di SDN 13 Palembang
E. Tujuan Khusus
1. Untuk
mengetahui rata-rata DMF-T dan def-t pada anak kelas 3-5 di SDN 13 Palembang ?
2. Untuk
mengetahui rata-rata derajat keasamaan saliva pada anak kelas 3-5 di
SDN 13 Palembang ?
F.
Manfaat
1.
Bagi Penulis
Untuk meningkatkan wawasan penulis dalam hal
penelitian, menambah ilmu pengetahuan dalam bidang preventif dentistry, serta
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penelitian selama mengikuti
pendidikan.
2.
Bagi Poltekkes Palembang
Sumber pengetahuan dan sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya yang
akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian
ini.
3. Bagi SDN 13 Palembang
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pihak terkait atau pihak
sekolah untuk menindak lanjuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar