Cari Blog Ini

Kamis, 07 November 2019

BAB I


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia  merupakan  negara  berkembang yang  turut  bersaing  dalam  dunia  industri secara global. Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah masalah  kehilangan  gigi akibat  karies gigi. Penyakit karies gigi banyak dialami oleh 90% masyarakat Indonesia, hal ini terkait dengan masalah pemeliharaan kebersihan mulut.
Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam  bakteri diantaranya streptococcus mutans sebagai penyebab utama penyakit karies gigi.( Notohartojo,dkk,2011) 
Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak-anak yaitu karies gigi. Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, plak yang mengandung berbagai macam bakteri sebagai penyebab utama dalam proses demineralisasi email dan dentin. Dampak yang paling umum terjadi bila anak mengalami karies gigi yaitu berkurangnya kehadiran anak di sekolah serta dapat mengganggu konsentrasi belajar, selain itu juga nafsu makan menjadi berkurang sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang nantinya akan mempengaruhi status gizi anak yang berimplikasi pada kualitas sumber daya.
Hasil gambar untuk karies gigi
Peningkatan kasus karies terjadi pada anak usia 12 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007 melaporkan prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1% dan skor DMF-T mencapai 4,8. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)


tahun 2009, sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita karies gigi 2,3. (Wala,dkk,2014)
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Sebagian besar saliva ini dihasilkan pada saat makan, sebagai reaksi atas rangsang yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. Pada individu yang sehat, gigi geligi secara terus-menerus terendam dalam saliva (resting saliva) yang akan membantu melindungi gigi, lidah dan membran mukosa mulut .
Saliva mempengaruhi proses terjadinya karies karena memepngaruhi proses terjadinya karies karena saliva selalu membasahi gigi geligi sehingga mempengaruhi lingkungan di dalam rongga mulut. Pada pH 7, tidak ada keasaman atau kebasaan larutan, dan ini disebut netral. Gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Karena kerentanan gigi terhadap karies gigi banyak bergantung kepada lingkungannya, maka peran saliva sangat besar sekali. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH nya karena itu, jika aliran saliva berkurang atau menghilang maka karies mungkin akan tidak terkendali. (Kidd,2012).
SDN 13 Palembang merupakan sekolah dasar negeri yang belum adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi UKGS di sekolah tersebut menyebabkan tingkat pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut masih rendah, sehingga kurangnya kesadaran dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut, hal ini dapat mempengaruhi angka karies di sekolah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat penelitian di SDN 13 Palembang dengan judul “Gambaran Karies Gigi Dilihat dari pH Saliva pada Anak di SDN 13 Palembang ”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Karies Gigi di lihat dari Pola Makan dan pH Saliva pada Anak di       SDN 13 Palembang ?
C. Pertanyaan Penelitian
1.      Berapakah rata-rata DMF-T dan def-t pada anak kelas 3-5 di SDN 13 Palembang ?
2.      Berapakah rata-rata  derajat keasamaan saliva pada anak kelas 3-5 di
SDN 13 Palembang ?
D. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karies Gigi di Lihat dari pH Saliva pada Anak di SDN 13 Palembang
E. Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui rata-rata DMF-T dan def-t pada anak kelas 3-5 di SDN 13 Palembang ?
2.      Untuk mengetahui rata-rata derajat keasamaan saliva pada anak kelas 3-5 di
SDN 13  Palembang ?
F. Manfaat
1.      Bagi Penulis
Untuk meningkatkan wawasan penulis dalam hal penelitian, menambah ilmu pengetahuan dalam bidang preventif dentistry, serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penelitian selama mengikuti pendidikan.
2.      Bagi Poltekkes Palembang
Sumber    pengetahuan    dan    sebagai    referensi    bagi    peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.      Bagi SDN 13 Palembang
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pihak terkait atau pihak sekolah untuk menindak lanjuti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar